Kamis, 03 Maret 2011

Hmm.. Menurut Saya


Alfred Nobel (1833-1896). Dilatari penyesalan gara-gara dinamit penemuannya dipakai untuk senjata pemusnah akhirnya menjelang ajal, kekayaannya dipakai untuk sebuah institusi yang bisa memacu terciptanya temuan serta ide gemilang yang bermanfaat bagi dunia. Lalu didirikannya Nobel Foundation pada tahun 1901 dan diresmikan dengan memberikan penghargaan Nobel pertama kepada 6 orang tokoh.

http://id.shvoong.com/humanities/history/1866441-sejarah-dan-tentang-nobel/

Tiap tahun, acara pemberian Nobel ini digelar pada tangal 10 December yang bertepatan dengan tanggal wafatnya Alfred Nobel.

Orang Indonesia belum bisa mendapatkan nobel apalagi nobel perdamaian karena jalan pemikiran bangsa yang belum sepenuhnya berpihak pada perdamaian. Korupsi, kolusi, dan nepotisme dimana-mana ditambah dengan kekacauan isu SARA. Dan bahkan terkini saling serang dalam satu bidang olahraga. Memang ada segelintir orang yang telah berjuang demi perdamaian bangsa tapi masih tertutup dengan orang-masing yang kontra dengan hal itu. Miris memang, tapi beginilah wajah bangsa kita sekarang ini. Yang tua yang memberi contoh ya seperti ini pendidikan kita akan berputar pada roda pemikiran manusia primitif Indonesia. Tetapi meskipun belum meraih nobel, telah banyak sekali yang telah dilakukan tokoh-tokoh bangsa yang memperat persatuan dan kesatuan hingga perdamaian Indonesia. Sebut saja kasus Koin untuk Prita; 1000 rupiah untuk TKI di Arab hingga pertandingan bola yang ajaibnya menyatukan bangsa. I <3 Indonesia





Semakin banyak penduduk berarti semakin terbatas lapangan kerja. Semakin terbatas lapangan kerja maka semakin banyak orang pengangguran. Semakin banyak pengangguran berarti semakin banyak orang berekonomi rendah. Semakin banyak orang berekonomi rendah berarti semakin sedikit orang yang mengambil pendidikan hingga ke level yang lebih tinggi. Semakin rendah pendidikan maka semakin sedikit pengetahuannya tentang kehidupan sejahtera. Semakin sedikit pengetahuan tentang kesejahteraan maka semakin sedikit ia memahami bahwa anak yang lebih sedikit akan lebih mensejahterakan keluarga tersebut. Makanya kebanyakan keluarga dari ekonomi rendah cenderung memiliki anak yang lebih banyak.





Simbiosis adalah interaksi antara dua organisme. Yang menguntungkan kedua belah pihak disebut simbiosis mutualisme contohnya pegawai dan direktur. Pegawai digaji untuk bekerja pada direktur sehingga direktur merasa puas. Yang hanya menguntungkan satu pihak disebut simbiosis parasitisme contohnya anggrek hutan yang menempel pada pohon sehingga anggrek yang banyak menerima asupan makanan padahal pohon besar yang menyerapnya dari tanah melalui akar. Yang menguntungkan satu pihak sedangkan pihak lain tidak rugi atau diuntungkan disebut simbiosis komensalisme contohnya pemulung di TPS bagi pemulung akan merasakan untung karena mendapatkan barang yang masih dapat dijual sedangkan orang yang tinggal disekitar TPS tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Kemudian pada satu pihak dirugikan dan pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan disebut simbiosis amensalisme, contohnya anak kembar yang berebut es krim meskipun anak satu sudah mengambil es krim anak lain tidak akan merasakan rugi ataupun untung. Sedangkan simbiosis netralisme adalah simbiosis yang dirasakan kedua pihak tidak untung maupun rugi contohnya pedagang bakso dan nasi goreng. Mereka tidak akan mengalami rugi ataupun untung yang berlebihan meskipun berjualan ditempat yang berdekatan.




Orang Asia lebih banyak menggunakan motor dibanding orang belahan dunia lain karena perekonomian asia yang cenderung lebih rendah dibandingkan negara-negara Eropa sebut saja Amerika, Inggris, Perancis dsb. Lihat saja negara-negara berkembang kebanyakan berasal dari wilayah Asia. Perekonomian yang rendah menyebabkan keuangan masyarakat asia hanya cukup membeli motor, meskipun ada yang membeli mobil tetapi tetap saja jumlahnya yang tidak sebanding. Tetapi lain halnya jika perumpamaan ini diterapkan dikota-kota yang mengalami macet yang sangat parah, Jakarta misalnya. Banyak orang dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang masih menggunakan motor demi dapat menerobos kemacetan. Terlalu banyak masalah ekonomi dan sosial yang masih mendorong masyarakat asia untuk menggunakan motor lebih banyak dibandingkan dengan orang eropa.

1 komentar: