Selasa, 13 April 2010

LISTRIK? PLN?

Sekitar bulan Oktober- awal Desember tahun 2009 lalu PLN kota Palangka Raya begitu gencar melakukan pemadaman listrik, dan saya sebagai salah satu pelanggan pasif (pelanggan yang numpang bayar bareng ortu) pun merasakan bagaimana kesalnya listrik yang biasa kita nikmati tiap 3 hari sekali harus diputuskan selama hampir 6 jam dari sekitar pukul 5 sore hingga pukul 11 malam oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang sering dipelesetkan menjadi Perusahaan Lilin Negara oleh pelanggan-pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan perusahaan tersebut. Hampir setiap hari sewaktu itu saya selalu membaca kolom-kolom berisi aspirasi masyarakat di dalam salah satu media cetak di kota Palangka Raya.


Mungkin PLN Palangka Raya juga tidak dapat disalahkan sepenuhnya atas kesalahan tersebut, kondisi air pada waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air Riam Kanan memprihatinkan akibat musim kemarau yang membuat debit air pada waduk turun sehingga secara otomatis menggangu kelancaran pembangkitan listrik sehingga mengurangi pasokan untuk daerah Kalimantan Tengah.


Sebagai orang yang tidak mengerti secara pasti permasalahan tersebut, banyak sekali pelanggan yang melancarkan protes keras kepada PLN kota Palangka Raya diberbagai media, tetapi apa mau dikata?keadaan begitu adanya..


Tiba-tiba terbesit dalam pikiran saya mengapa perusahaan listrik hanya di"monopoli" oleh PLN saja, sedangkan masih sangat banyak kasus kelangkaan listrik dan daerah belum terkena listrik padahal Indonesia yang luas, kekayaan alam yang masih sangat dapat diolah menjadi pembangkit listrik, sumber daya manusia yang lebih dari cukup. Saya salut sekaligus bangga mengetahui ada sebuah desa yang menikmati listrik sendiri dari pembangkit sendiri seperti Desa Batang Uru, Sulawesi Barat yang memanfaatkan limpahan air di desa mereka, yang berawal dari mimpi menunggu listrik dari PLN. Sungguh sebuah inovasi yang dapat merubah kehidupan bermasyarakat desa tersebut walaupun hanya dihidupkan pada malam hari.


Menyalakan TV, menghidupkan komputer untuk browsing, hingga meng-charge (tetapi sekarang sudah ada charger hp yang menggunakan tenaga matahari) itu semua menggunakan listrik. Betapa pentingnya listrik untuk kehidupan sehari-hari. Tanpa listrik, apa mau jika kita hidup tanpa listrik kembali hidup primitif seperti tahun-tahun sebelum masehi (lebay ya?).


Begitu pentingnya listrik dalam kehidupan kita, tidak dapat dibayangkan jika kita kembali hidup dengan obor ketika malam datang, berjalan jauh mencari sumber air karena tidak ada pompa air dirumah, apalagi tak dapat mendengar lagu favorit dihp karena tidak ada listrik untuk men-charge hp..waaaah..bisa gawat!


Makanya, mulai dari sekarang jangan sia-siakan listrik yang telah kita dapatkan, belum semua daerah didunia yang telah terjamah listrik. Kita patut berbangga dan harus merawat. Matikan alat listrik yang dianggap tidak perlu, lepaskan kabel dari stop kontak dan jangan biarkan alat listrik dalam kondisi stand by untuk menyelamatkan krisis energi yang melanda bumi kita sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar